Hujan Antarkan Rasa Ini dari Langit
Pada Awal Tahun 2014 Matahari sore itu mulai menampakan setitik cahayanya di balik awan yang masih mendung. Aku menadah hujan di telapak tanganku. "Hujan-hujan pergilah, datanglah lain hari." Aku bermantra mengusir hujan yang tak kunjung berhenti. Kuperhatikan pegawai toko gorden yang kami singgahi sebagai tempat berteduh mulai membereskan dagangannya pertanda tokonya akan tutup, seperti memberi isyarat kepada kami bahwa kami harus beranjak karena dia akan bergegas pulang. "Kayaknya udah lebih reda deh Han. Mau coba lanjut?" tanyaku kepada Rehan. "Oke ayok." Kami menerobos gerimis yang belum mampu membuat baju kami kuyup, hanya sedikit basah. Namun di tengah perjalanan hujan kembali turun sangat deras, memaksa kami berhenti lagi di toko pinggir jalan yang kebetulan sudah tutup, untunglah, setidaknya kami bisa menunggu hujan reda dengan tenang tanpa harus mengganggu si pemilik toko. Terdapat bangku kecil, aku duduk dan membuka map plastik yang sedari tadi a...